NUSA PENIDA (catatan perjalanan) part 2



Pagi hari sekitar pukul 07.00 WITA aku dan denny harus bangun dan melanjutkan perjalanan mengeksplor pulau Nusa Penida. Ini adalah hari terakhir kami disini dan besok kami harus balik lagi ke kota Malang karena memang budget kami yang sudah menipis hehe. 

Pagi hari setelah mandi, sarapan, dan mata yang masih sipit ini kami harus bergegas menuju spot pertama hari ini di Banah view point yang berada di desa Batumadeg. Perjalanan cukup jauh harus kami lewati dengan jalanan yang sedikit rusak. Hanya GPS yang bisa kami andalkan untuk menuju tempat itu, namun beberapa kali harus kehilangan sinyal karena ya you know lah di tempat yang seperti ini akses sinyal memang sedikit sekali. Setelah beberapa kali bertemu warga lokal dan bertanya mengenai letak tempat ini, akhirnya kami tiba di Banah view point ini. Terlintas dipikiranku sebelumnya bahwa aku pikir tempat ini bakal rame banget tapi ternyata semua dugaan ku salah, tempat ini sepi banget gak ada siapa2 kecuali kami berdua saja disini. Masuknya pun gratis, parkir juga gratis tapi tetap hati-hati ya karena gak ada yang jaga parkir disana. 

Untuk mencapai tempat ini kami harus turun menyusuri ratusan anak tangga, dan nanti bakal ketemu spot foto dengan background cakep banget. Langsung saja aku mengambil beberapa foto dan video di tempat ini. Sebenarnya kalau dilihat dari atas, terlihat ada pantai dengan pasir putih nya di bawah. Namun karena menuju spot foto ini saja kami sudah lelah, kami memutuskan tidak pergi ke bawah. Dan satu lagi, Banah view point ini tepat menghadap ke barat, jadi ini seharusnya menjadi tempat yang harus dikunjungi di sore hari dengan view sunset nya. Saran aja sih buat kalian yang mau kesini mending disore hari aja ya.

Banah view point
Banah view point




Cuaca panas sekali waktu itu, kami pun memutuskan untuk pergi ke spot selanjutnya yaitu Tembeling natural pool. Jadi tempat ini adalah semacam mata air alami yang airnya jernih banget. Tempat nya gak jauh kok dari Banah view point ini, cuman sekitar 10 menit aja. Untuk masuknya cuman bayar Rp.5.000 aja per orang. Murah kan hehe

Akses nya pun gak bisa langsung menuju ke tempat ini dengan motor. Jadi motor harus diparkir di atas, dan lanjut jalan turun ke bawah menuju tempat ini. Setelah panas-panasan di Banah view point lanjut adem-ademan di Tembeling natural pool. TJAKEEEP !!

Dapet info sebelumnya dari warga lokal kalo di tempat ini beberapa minggu yang lalu terjadi kecelakaan yang menelan korban anak kecil. But i dont care about it, karena badan udah gerah banget aku langsung nyebur aja di tempat ini. BYUUUR seger banget !!


tembeling natural pool

Puas berenang disini, kami langsung bergegas melanjutkan perjalanan ke sebuah pantai yang cakep banget yaitu Pantai Suwehan yang ada di Desa Watas. Jaraknya lumayan jauh, harus kami tempuh dengan motor selama kurang lebih 45 menit dari Tembeling natural pool ini dengan berbekal GPS. Lagi-lagi jalanan yang sedikit rusak harus kami lalui, tapi perjalanan menuju Pantai Suwehan ini kami disuguhi pemandangan yang cakep banget, hingga beberapa kali kami disuguhi bukit teletubbis dengan rumput nya yang hijau dikanan maupun kiri.

Singkat cerita, sampailah kami di pintu masuk menuju Pantai Suwehan ini. Biaya masuknya kami cuma harus membayar parkir Rp.5.000 saja. "Pantai nya deket kok mas ada di bawah situ, lewatin aja itu pura nanti ada petunjuknya kok", tegur bapak penjaga parkir disitu. Mendengar info dari bapak itu, kami langsung bergegas turun ke bawah menuju pantai yang katanya cakep banget ini. Setelah melewati pura, tampak dari jauh Pantai Suwehan sudah terlihat dari belakang pura. Namun trek yang harus kami lalui tidak mudah, jalan yang masih berupa tanah dengan medan yang curam sehingga harus beberapa kali terpeleset karena licinnya jalan sisa hujan semalam. Terlihat di beberapa jalan ada tali untuk berpegangan ketika turun ke bawah. Mungkin dibutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk turun bawah. 

Setelah melewati medan yang cukup susah, sampai lah kami di Pantai Suwehan ini. Memang pantai nya cakep banget, pasir putih yang lembut membuat pantai ini jadi cakep maksimal. Memang usaha tidak menghianati hasil ya hehehe. 

Pantai Suwehan waktu itu sepi banget, hanya ada aku, denny, dan 4 orang bule dari eropa. Kami bercengkrama lama dengan 4 orang bule itu disana. Pengalaman traveling menjadi obrolan kami waktu itu. Jadi 4 bule ini sudah traveling sejak tahun lalu, beberapa negara di eropa, afrika, dan amerika sudah mereka singgahi dan selanjutnya akan mengunjungi beberapa negara di Asia dan Australia. Mereka hanya bekerja sebagai Waiters restoran di negara nya. Hanya jadi Waiters aja mereka bisa keliling dunia ya. Mereka bekerja setahun penuh, kemudian resign dari pekerjaan, dan memutuskan travelling berbulan-bulan. WAAHH LIFE GOALS BANGET YA HEHE


trek menuju pantai suwehan

pantai suwehan

Tak terasa hari sudah mulai sore, mengingat masih ada beberapa tempat yang harus kami kunjungi jadi kami memutuskan bergegas naik ke atas untuk melanjutkan perjalanan. Bukit tinggi yang curam harus kami lewati. Turunnya aja susah, apalagi naiknya pasti tambah susah.

Singkat cerita sampailah kami di tempat parkir tadi, dan kami langsung bergegas meninggalkan tempat itu dan langsung menuju tempat berikutnya yakni Pantai Atuh yang jaraknya lumayan jauh. Perjalanan menuju Pantai Atuh kami tempuh sekitar 30 menit dari tempat tadi. Dari hasil browsing sana sini sih pantai ini bagus banget dengan view background karang-karang layaknya Raja Ampat. Untuk ke Pantai ini gak bisa kalo cuma mengandalkan GPS saja karena akses sinyal di Desa Pejukutan (letak pantai atuh) sangat minim sekali, jadi harus bertanya pada warga lokal di sekitar sana. Beberapa kali kami harus kesasar disana, namun berkat bertemu beberapa warga lokal disana, sampailah kami di Pantai Atuh ini. Berbeda dengan spot-spot sebelumnya, Pantai Atuh ini lumayan rame dibandingkan spot-spot sebelumnya.

Masuknya pun gratis dan juga parkir gratis disana. Kami harus turun menyusuri anak tangga untuk sampai di Pantai ini. Langsung aja gak pake lama aku langsung mengabadikan momen waktu itu. Dan di sisi barat ada lagi spot dengan background karang layaknya Raja Ampat. Untuk ke tempat itu kami harus naik melewati beberapa anak tangga disana. 


pantai atuh


spot sisi barat

Mengingat waktu sudah menunjukkan jam 17.00 WITA, kami harus bergegas meninggalkan Pantai Atuh karena masih ada 1 spot lagi yang harus kami kunjungi. Nah dari kemaren kan kami cuman pergi ke pantai, bukit, dan tempat-tempat yang berair, nah kali ini kami bakal pergi ke tempat yang berbeda yakni sebuah goa sakral dimana goa ini menjadi tempat ibadah para warga Nusa Penida. Namanya Goa Giri Putri yang letaknya di sebelah barat pulau Nusa Penida tepatnya ada di Desa Suana. 

Singkat cerita, sampai lah kami di depan Goa Giri Putri ini. Kami harus menyewa semacam selendang gitu agar terlihat sopan ketika masuk ke dalam. Biaya masuknya kami harus membayar Rp.20.000 per orang. Tampak dari pintu masuk kami harus menaiki beberapa anak tangga untuk sampai di depan goa. Nah di depan goa ini dahi kepala kita bakal diperciki air, katanya sih biar suci gitu kalo masuk ke dalam goa. Untuk masuk ke dalam goa kami harus merangkak satu per satu karena pintu masuk nya yang kecil banget. Suasana di dalam goa hening banget, seketika badan langsung merinding waktu itu. Kami terus menyusuri goa sepanjang kurang lebih 300 meter itu dan bertemu dengan juru kunci disana. Kami langsung mengikuti ritual pelukatan yang harus dilakukan disana. Layaknya ritual adat disana, kepala kami disiram air, diberi beras di dahi, dan bunga di kedua telinga kami oleh juru kunci goa itu. Katanya sih ritual mensucikan diri sebelum masuk ke beberapa ruangan disana. Setelah ritual dilakukan, kami diajak untuk memasuki beberapa ruangan disana. Nah di ruangan ini terdapat beberapa patung diantara nya Giri Putri, Giri Gangga, dan Giri Pati. 

"Jadi Goa Giri Putri ini adalah sebuah goa tempat bersemayamnya kekuatan Tuhan dalam manifestasinya sebagai wanita yakni Hyang Giri Putri, tiada lain adalah salah satu kekuatan Dewa Siwa." ucap juru kunci Goa itu.

Kami diajak melanjutkan menyusuri goa itu, dan di ujung goa ini ada tempat sembahyang bagi warga Nusa Penida. Nah di tempat ini kami diberi oleh-oleh berupa gelang yang diberikan oleh juru kunci goa itu. 



pintu masuk goa
ritual depan goa

ritual pelukatan

goa giri putri
bareng juru kunci goa giri putri

Selesai sudah perjalanan kami di Nusa Penida ini. Hari sudah mulai gelap dan kami harus kembali ke homestay dan besok kami harus kembali lagi ke kota Malang.

Sedikit tips buat yang mau ke Nusa Penida :
1. Kalo ingin mengunjungi semua tempat di Nusa Penida dibutuhkan 2 hari, kalo cuman sehari aja sih cuman bisa ke beberapa tempat saja.
2. Perhatikan tempat berlabuh disini karena ada 3 tempat berlabuh. Perhatikan homestay kalian ada di desa apa. Kalo homestay kalian ada di Desa Sakti, sebaiknya kalian berlabuh di Toya pakeh
3. Sewa motor disini karena letak tiap spot wisata lumayan jauh
4. Buat yang pengen snorkling dan ketemu sama Manta, sebaiknya pergi di bulan 6-9 saja



NUSA PENIDA (catatan perjalanan) part 2 NUSA PENIDA (catatan perjalanan) part 2 Reviewed by Jerry marta on Wednesday, June 07, 2017 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.