BULUKUMBA - Pesona di Ujung Sulawesi Selatan (Catatan Perjalanan)



Wajib hukumnya bagi kalian untuk mengunjungi Bulukumba ketika bepergian ke Sulawesi Selatan. Selain Toraja yang menjadi destinasi favorit bagi para traveler, Bulukumba menjadi daya tarik tersendiri dengan wisata air nya. Dan dipertengahan bulan agustus kemarin aku berkesempatan untuk pergi ke Bulukumba.

Aku berangkat sendirian dari Malang menuju Sulawesi, namun aku sudah ada teman di Makassar yang siap menemani perjalanan ku kali ini yang aku kenal melalui forum backpacker. Ada 3 teman yang akan menemani ku kali ini, yakni Abit dari Luwu, Dimas dari Makassar, dan Adi dari Magetan. Walaupun aku pergi sendirian bukan berarti aku sendirian disana, karena aku suka bergaul dan mencari teman-teman baru disana.

DAY 1
Perjalanan dimulai dari Malang, dan aku memilih berangkat dari Bandara Juanda Surabaya daripada Bandara Abdurahman Saleh Malang karena memang harga tiket lebih murah jika aku berangkat dari Juanda. Aku mendapat tiket seharga Rp.400.000 tujuan Makassar yang sudah aku siapkan jauh-jauh hari. Namun dari Malang menuju Bandara Juanda, aku harus naik mobil travel selama 1,5 jam dengan biaya Rp.70.000. Sebenarnya bisa lebih murah lagi jika aku naik bus tetapi karena aku berangkat pada dini hari, maka aku putuskan untuk naik mobil travel aja.

Singkat cerita sampailah aku di Bandara Juanda, dan aku pun langsung mencari konter maskapai yang aku gunakan kali ini. Tampak cukup sepi antrian waktu itu, karena memang aku datang 2 jam sebelum keberangkatan.

Setelah cek in dan menunggu beberapa menit, akhirnya suara instruksi dari pihak maskapai untuk memasuki pesawat berbunyi. Tepat jam 05.30 WIB pesawat mulai take off dan landing di Bandara Hassanudin Makassar pada jam 07.55 WITA.

bandara juanda
Bandara Hassanudin


Setelah mengambil bagasi aku pun keluar bandara dan langsung menghubungi Abit yang akan menjemput ku di Bandara. Tak lama menunggu sekitar 20 menit, akhirnya si Abit datang. Walaupun baru kenal, tapi aku langsung aja sok kenal sok dekat hehehe.

Aku langsung diajak Abit menuju kos nya untuk bersih-bersih dan menaruh barang yang tak dibawa ke Bulukumba sembari menunggu kedatangan Adi asal Magetan. Tak lama kemudian datanglah si Adi di kos nya Abit dan kami pun langsung siap-siap untuk menuju ke Bulukumba. Perlu kalian ketahui akses menuju Bulukumba ini ditempuh perjalanan darat selama +- 5 jam perjalanan. Saran saya sih kalian sewa motor aja di Makassar atau bisa carter mobil jika kalian berombongan. Berhubung waktu itu hanya ada 1 motor milik Abit, jadi aku harus sewa 1 motor lagi dengan harga Rp.50.000 per hari nya.

Tepat jam 10.00 WITA kami pergi meninggalkan Makassar menuju Bulukumba. Sebuah perjalanan darat cukup panjang yang harus ditempuh menggunakan motor. Pemandangan indah di kanan kiri jalan menghiasi perjalanan kami ketika sudah melewati Kabupaten Gowa. Beberapa kali kami harus bergantian menyetir karena penat terasa.

perjalanan menuju Bulukumba

Singkat cerita sampai lah kami di Bulukumba pada jam 15.00 WITA. Karena hari sudah sore, kami memutuskan untuk pergi ke satu spot saja dan akan menginap di homestay di daerah Tanjung bira. Dan tempat pertama di Bulukumba yang kami kunjungi yakni Pantai Kasuso. Kenapa diberi nama Pantai Kasuso ? ya karena pantai ini letak nya ada di desa Kasuso. HEHEHEHE

Rumah-rumah khas bugis menghiasi pesisir pantai Kasuso, dan tidak ada biaya masuk disini alias gratis. Kesan pertama ketika aku datang di pantai ini adalah keramahan warga lokalnya yang sangat welcome. Walaupun kami orang baru atau pendatang disana tetapi mereka sangat welcome dan selalu memberikan senyuman ketika bertemu dengan kami.

Hal yang sangat aku suka ketika traveling yakni mengamati aktivitas warga dan melebur bercengkrama dengan warga lokal nya. Beberapa aktivitas warga Kasuso kesehariannya adalah seorang nelayan dan ada juga yang menenun bagi para wanita yang memiliki keahlian menenun. Walaupun mereka hidup sederhana tapi mereka sangat bahagia sekali, senyum mereka memang benar benar seperti the real smile, berbeda dengan aku yang walaupun aku bisa hidup lebih dari mereka tapi aku seringkali kurang bersyukur. Sebuah pelajaran yang sangat berharga bagiku untuk selalu bersyukur terhadap apa yang aku punya.

Oh iya Pantai Kasuso ini cukup bagus, pasir nya putih tetapi kurang bersih. Beberapa kali aku melihat sampah berserakan di pantai ini. Terdapat 2 warung di pantai ini bagi kalian yang ingin menyantap mie untuk mengganjal perut atau sekedar minum kopi dan teh sembari menikmati pemandangan indah Pantai Kasuso.

Senja menjadi pemandangan yang tak ingin kami lewatkan waktu itu, sebuah pemandangan yang sangat indah sekali sembari menyeduh teh hangat.

senja di pantai kasuso

pantai kasuso

aktivitas menenun di kasuso

look at their smile

rumah panggung khas bugis

Hari mulai gelap, matahari sudah tenggelam di ufuk barat, dan kami pun melanjutkan perjalanan menuju Tanjung Bira untuk menginap satu malam di homestay. Biaya untuk memasuki kawasan Bira yakni Rp.15.000 per orang. Sesampai nya disana kami langsung mencari-cari homestay yang paling murah. Setelah lama mencari dengan membandingkan harga tiap homestay, akhirnya kami menemukan homestay yang kami rasa paling murah di Bira yakni Rp.200.000. dan itu pun 1 kamar bisa kami  tempati ber empat hehehe


DAY 2

Hari kedua dimulai di Tanjung bira. Pagi hari kami langsung ke Pantai bira karena memang jaraknya tak terlalu jauh dari homestay. Cukup ramai pada pagi itu, dan kami memutuskan untuk hanya foto-foto sebentar di Tanjung bira karena memang pantai ini tak terlalu menarik bagiku. Sekilas terlihat seperti Pantai Sanur di Bali dengan banyak nya speedboat yang tertata di bibir pantai. Akhirnya kami kembali ke homestay untuk packing barang-barang lalu melanjutkan perjalanan ke pantai Bara.

Pantai Bara ini sebenarnya terketak di sebelah pantai Bira. Namun karena kami males jalan kaki, jadi kami milih untuk naik motor dengan harus melalui jalan yang cukup jauh. Sebenarnya jalan kaki aja bisa hehehe.

Tidak ada biaya retribusi disini alias gratis, cuma hanya cukup membayar parkir Rp.5.000 aja. Pantai Bara ini aku rasa lebih bagus daripada Pantai Bira, pasir putih dan air laut biru tosca nya membuat pantai ini menjadi destinasi yang wajib dikunjungi ketika ke Bulukumba. Suasana pantai waktu itu lumayan ramai, namun tak seramai di Tanjung Bira. Keindahan Pantai Bara seolah membuat kami terhipnotis bahwa kami sudah sekitar 2 jam berada disini. Mengingat hari sudah mulai siang, dan masih ada tempat yang harus kami kunjungi, jadi kami memutuskan untuk segera bergegas dari Pantai Bara ini.

Tanjung Bira




Pantai Bara





Matahari sudah tepat berada diatas ku, itu menandakan kalo sudah jam 12 siang. Akhirnya pun kami langsung melanjutkan perjalanan ke tempat yang katanya paling cakep di Bulukumba yaitu Pantai Apparalang.

Ditengah perjalanan menuju Pantai Apparalang ini, kami melihat dari kejauhan ada sebuah Kapal Pinisi yang sedang dibentuk, dan karena penasaran, kami pun segera menghampiri tempat pembuatan Kapal Pinisi itu. Tempatnya tak jauh dari Tenjung Bira kok, tepatnya ada di Desa Ara. Sesampainya di tempat pembuatatan Kapal Pinisi ini, aku langsung kepo-kepo mengenai sejarah dan proses pembuatan Kapal Pinisi ini. Aku sangat penasaran sekali pada Kapal Pinisi jauh-jauh hari sebelum pergi ke Sulawesi, dan akhirnya aku berkesempatan langsung mengunjungi tempat pembuatannya.

Jadi Kapal Pinisi ini sebenarnya bukan lah kapal asli dari Bulukumba, melainkan asli dari Kerajaan Luwu, Sulawesi Selatan. Dulu ada seorang pangeran dari Kerajaan Luwu yang hendak melamar kekasihnya di Negeri Cina. Setelah berbulan-bulan berada di Cina, akhirnya sang pangeran tersebut kembali ke Indonesia, dan di perjalanan balik menuju Kerajaan Luwu, kapal yang ditumpangi oleh sang pangeran mengalami karam dan kapal terpecah menjadi 3 bagian. Masyarakat Bulukumba melihat kejadian itu dan berusaha mengumpulkan 3 bagian kapal tersebut untuk diperbaiki kembali. Setelah diperbaiki, lalu kapal tersebut kembali menjadi utuh kembali dan diberi lah nama Kapal Pinisi oleh masyarakat Bulukumba. Seperti itu lah sejarah singkat Kapal Pinisi. Lain kali bakal aku bahas secara lengkap.

Jika kalian pernah pergi ke Labuan bajo, dan melakukan sailing atau live on board, ya seperti itu lah Kapal Pinisi nama nya. Kapal Pinisi sendiri dikenal sangat kuat sekali untuk mengarungi lautan dan menjadi kebanggan tersendiri bagi masyarakat Sulawesi.











Setelah rasa penasaran ku terjawab semua, kami langsung melanjutkan perjalanan ke Pantai Apparalang yang kata si Abit letak nya tak jauh dari tempat pembuatan Kapal Pinisi tadi. Setelah sekitar 10 menit perjalanan, finally kami nyampe di pintu masuk Pantai Apparalang. Jalan menuju pantai ini masih jelek, ada beberapa jalan juga yang belum diaspal. Biaya masuk disini hanya bayar parkir saja yakni Rp.5.000 per motor.

Pantai ini katanya si Abit adalah pantai paling cakep, dan menjadi tempat yang wajib dikunjungi kalo ke Bulukumba. Mendengar informasi tersebut, aku jadi semakin penasaran pada cantik nya pantai ini. Seperti apa sih ? Oke lets go

Sebenernya ini bukanlah pantai yang seperti pantai biasanya dengan pasir di bibir pantai, melainkan tebing-tebing dengan background yang sangat keren. Sekilas tempat ini mirip dengan Blue Lagoon di Nusa Lembongan, dan ada spot buat cliff jump lo buat yang berani lompat hehehe

Pokok nya keren banget lah. So far, menurutku tempat paling keren di Bulukumba ini yakni Pantai Apparalang. JUARA DAH MEMANG !!










Dan selesai sudah perjalanan ku kali ini ke Bulukumba, memang banyak kesan yang sangat membekas di hati seperti orang-orang lokal desa kasuso yang sangat ramah sekali. Semoga lain waktu bisa mengunjungi tempat ini lagi.


BUAT YANG PENGEN TAHU SELENGKAPNYA LEWAT VIDEO, BISA CEK DI CHANEL YOUTUBE KU

BULUKUMBA - Pesona di Ujung Sulawesi Selatan (Catatan Perjalanan) BULUKUMBA - Pesona di Ujung Sulawesi Selatan (Catatan Perjalanan) Reviewed by Jerry marta on Wednesday, September 13, 2017 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.